Solusi Pengurangan Sampah di TPS Kelurahan Sapuro Kebulen melalui Alat Pembakar Sampah Tanpa Asap dari Hasil Musyawarah Darurat Sampah



Sebagai tindak lanjut dari hasil musyawarah Darurat Sampah yang diadakan pada tanggal 25 Maret 2025, Kelurahan Sapuro Kebulen mulai merealisasikan salah satu hasil musyawarah tersebut. Beberapa tokoh masyarakat sudah berhasil membuat alat pembakaran sampah tanpa asap yang sederhana, akan tetapi belum di uji coba untuk pengoperasiannya. Alat ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi RW lainnya untuk membuat alat serupa dalam rangka pengurangan sampah di wilayah Sapuro Kebulen. Dengan adanya tungku pembakar sampah tanpa asap ini, diharapkan dapat meminimalisir jumlah sampah yang harus dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sapuro Kebulen.
Pelaksanaan program ini akan dilakukan di seluruh wilayah Kelurahan Sapuro Kebulen, Pihak Kelurahan Sapuro Kebulen memberikan dana bantuan untuk pembuatan alat ini, dengan harapan setiap RW dapat membuat alat serupa sebagai bagian dari upaya pengurangan sampah di wilayah mereka, dengan target agar 16 RW di wilayah Kelurahan Sapuro Kebulen bisa merealisasikan pembuatan alat serupa. Bagi RW yang sudah membuat alat pembakar sampah tanpa asap akan diberikan 1 rumah botol.

Masyarakat diharapkan untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri, dengan sampah non-organik seperti plastik, kertas, dan kaleng yang dapat dijual di bank sampah atau dibuat menjadi barang yang lebih berguna. Sementara itu, sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan sisanya diberikan kepada pengelola sampah untuk dibakar menggunakan alat pembakaran tanpa asap yang telah disediakan. Warga juga diharapkan memberikan partisipasi dalam bentuk sodakoh untuk pengelola sampah guna membantu kelancaran kegiatan Ini.
Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan agar sampah tidak menumpuk lagi, mengingat pembukaan TPA yang dijadwalkan hanya sampai 8 April 2025 sebelum ditutup kembali. Hal ini bertujuan agar sampah di wilayah Sapuro Kebulen tidak tercecer di sembarang tempat dan bisa dikelola dengan baik. Program Gelas Bekas atau Gerakan Mengelola Sampah Berkualitas menjadi inti dari program ini dan diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.