Ambil Langkah Besar! Inovasi Kelurahan Sapuro Kebulen Bantu Turunkan Angka Stunting di Kota Pekalongan



Kelurahan Sapuro Kebulen telah meluncurkan berbagai inovasi untuk mendukung Pemerintah Kota Pekalongan dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting. Melalui implementasi empat inovasi, yang terdiri dari dua intervensi utama, program ini bertujuan untuk mengurangi angka stunting yang tercatat mengalami peningkatan dari sebelumnya 23% menjadi 28% pada tahun 2023 Kemudian turun signifikan menjadi 17% pada tahun 2024, dan diharapkan dapat turun lebih lanjut menjadi 14% pada tahun 2025. Fokus utama dari upaya ini adalah pada anak-anak di bawah usia dua tahun dan ibu hamil, yang merupakan kelompok rentan terhadap stunting.
Untuk membantu mencapai target tersebut, Kelurahan Sapuro Kebulen telah meluncurkan dua jenis intervensi utama. Intervensi pertama adalah program spesifik yang berfokus pada pemberian makanan tambahan untuk anak-anak yang mengalami stunting, yang dikenal dengan nama “Shoting” (Sodakoh Stunting). Program ini memanfaatkan dana yang terkumpul dari iuran Tim TPK, LKK, dan perangkat kelurahan. Karena keterbatasan dana, program ini ditargetkan hanya untuk satu anak di wilayah kelurahan Sapuro kebulen.
Intervensi kedua adalah program sensitif yang berkaitan dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan perbaikan rumah yang tidak layak huni. Salah satu inovasi dalam program ini adalah “Nda Ndobol” (Ndandani Omah Seng Do Bodol), yang bertujuan untuk merenovasi rumah-rumah tidak layak huni agar lebih sehat dan aman bagi keluarga. Kedua intervensi ini bekerja bersama untuk memperbaiki kualitas gizi anak-anak serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan layak huni.
Inovasi ini dilaksanakan di seluruh wilayah Kelurahan Sapuro Kebulen, yang mencakup 20 Posyandu yang tersebar di berbagai titik. Proses rembuk stunting dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan pada bulan Januari, kemudian dilanjutkan ke tingkat kecamatan pada bulan Februari, dan berakhir di tingkat kota pada bulan Maret. Kegiatan ini diharapkan dapat memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.Penilaian terhadap angka stunting dilakukan melalui laporan Posyandu yang berisi data penimbangan massal, yang biasanya dilakukan pada bulan Agustus. Data tersebut akan digunakan sebagai indikator utama untuk mengukur perkembangan angka stunting di Kota Pekalongan.
Langkah-langkah ini sangat penting karena meskipun angka stunting di Kota Pekalongan menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya, akan tetapi program ini memberikan harapan besar untuk menurunkannya lebih jauh lagi menjadi 14% pada tahun 2025. Upaya ini memfokuskan pada perbaikan gizi anak dan sanitasi lingkungan yang lebih baik, dua faktor utama yang berkontribusi pada masalah stunting. Dengan kolaborasi yang kuat antara masyarakat dan pemerintah daerah, diharapkan masalah stunting dapat diatasi secara komprehensif.
Program inovatif ini mengadopsi dua pendekatan utama. Pertama, pemberian makanan tambahan bagi anak-anak yang mengalami stunting melalui program Sodakoh Stunting, yang dibiayai melalui iuran TPK, LKK, dan perangkat kelurahan. Pendekatan kedua adalah perbaikan sanitasi rumah melalui program Nda Ndobol, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup keluarga. Selain itu, terdapat pula program “Salting” (Safari Keliling untuk Anak Stunting), yang melibatkan berbagai pihak, seperti tim kelurahan, TPK, Dinas Kesehatan, penyuluh KB, dan psikolog (jika memungkinkan), untuk memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami stunting. Sebagai bentuk apresiasi, para kader Posyandu yang berhasil mengatasi masalah stunting akan diberikan penghargaan melalui program “Refting” (Reward Untuk Mengatasi Stunting). Dengan adanya dua inovasi ini, Pemkot Pekalongan optimis bahwa target angka stunting sebesar 14% pada tahun 2025 akan tercapai. Semua stakeholder diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung program ini untuk mewujudkan perbaikan kesehatan anak-anak di Kota Pekalongan.